Sabtu, 06 Juli 2013

SEJARAH TRAGEDI HILLSBOROUGH


Sejarah Tragedi Hillsborough

Awan duka memayungi Liverpool pada 15 April 1989. Bagaimana tidak, ada tragedi yang begitu menyisakan duka mendalam di keluarga besar Liverpool.
Tragedi Hillsbourough yang terjadi pada tanggal 15 April 1989 adalah sebuah tragedy kerusuhan sepakbola yang terjadi di kota Shelfield, Inggris, tepatnya di stadion Hillsborough homebasenya klub Shelfield Wednesday. Tragedi yang menewaskan 96 orang pendukung Liverpool itu terjadi pada partai semifinal FA Cup antara Liverpool FC vs Nottingham Forrest yang dipicu oleh membludaknya penonton hingga banyak orang yang tewas karena tergencet dan terinjak-injak. Tragedi Hillsborough adalah tragedi terburuk sepanjang sejarah sepakbola britania karena telah menciptakan korban tewas terbanyak. Selain korban tewas, dalam tragedi ini juga sebanyak 730 terluka di dalam stadion dan 36 terluka di luar stadion.


*Kronologi:
Semua bermula ketika FA menunjuk Hillsborough Stadium sebagai venue laga semi-final Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest. Laga sendiri dijadwalkan berlangsung pada pukul 15.00 pada 15 April 1989 di markas Sheffield Wedndnesday tersebut. Seperti biasanya, pada saat itu, fans diminta hadir ke stadion 15 menit sebelum pertandingan.

Pada masa-masa itu, kondisi stadion di Inggris tidak seperti sekarang ini. Antara tribun penonton dan lapangan, dipisahkan pagar besi tinggi untuk meminimalkan aksi penonton masuk ke lapangan.

Untuk laga ini sendiri, pengamanan kabarnya juga sudah ditingkatkan levelnya, mengingat fans dari kedua tim memiliki rivalitas tinggi. Selain itu, sebelumnya juga ada tragedi di Leppings Lane di mana pada semi-final Piala FA antara Tottenham Hotspur dan Wolverhampton Wanderers pada 1981, ada ratusan suporter yang mencoba merangsek masuk ke stadion, yang mengakibatkan 38 orang mengalami luka-luka, termasuk patah tangan, kaki dan tulang rusuk.

Tragedi semacam ini juga terus terjadi, di antaranya pada 1987 antara Sheffield dan Coventry City, juga saat duel antara Coventry City dan Leeds United di Hillborough.

Bahkan sebelum tragedi Hillsborough, sempat ada surat penolakan dari fans mengenai laga yang dilangsungkan di stadion milik Sheffield tersebut.
Tapi penyelenggara tetap keukeuh menggelar laga di Hillsborough, yang belakangan diketahui pada saat itu stadion ini tak memenuhi standar keamanan.

Dan tiba pada hari pertandingan. Seperti biasanya, suporter dari masing-masing tim diposisikan terpisah. Fans Nottingham Forest ditempatkan di sisi utara dan timur dengan kapasitas 29.800, atau yang biasa dikenal dengan Spion Kop, sementara pendukung Liverpool ditempatkan di tribun Selatan dan Barat, Leppings Lane, dengan kapasitas 24,256 fans.

Di sini sudah telihat kejanggalan di mana Liverpool yang memiliki jumlah pendukung terbanyak mendapat jatah tempat duduk yang lebih sedikit dibanding pendukung Nottingham Forest. Pihak penyelenggara berdalih akan ada ruang khusus di Spion Kop yang dikosongkan untuk menjaga jarak dengan fans Liverpool.

Fakta di lapangan, menurut laporan media Inggris, pendukung Liverpool banyak yang ingin menyaksikan langsung laga tersebut. Alhasil, ada konsentrasi masa yang sangat besar di luar stadion. Kabarnya, setelah stadion terisi penuh, masih ada sekitar 5,000 fans yang memaksa masuk ke stadion.

Situasi ini membuat pihak kepolisian bertindak untuk mengendalikan situasi. Dua gerbang pintu keluar yang biasanya ditutup, akhirnya dibuka untuk fans bisa masuk ke stadion. Keputusan itulah yang diduga menjadi penyebab utama terjadinya tragedi Hillsborough, di mana ribuan fans menyerbu masuk ke stadion, yang memaksa mereka yang sudah terlebih dahulu masuk berada di tribun harus tertekan ke depan hingga akhirnya menjebol pagar pembatas dengan lapangan.

Selain itu, pihak kepolisian juga dinilai bertanggung jawab karena tidak memecah konsentrasi massa pendukung yang berada di luar stadion, sehingga mereka bisa leluasa merangsek masuk.

Alhasil, di tribun terdepan, para pendukung Liverpool tergencet, terinjak, tertindih oleh pendukung lainnya. Pihak kepolisian pada saat itu juga tidak melakukan aksi yang banyak membantu, dan malah melarang fans masuk ke lapangan, meski situasi di tribun sudah sangat mengkhawatirkan. Dan akhirnya, karena tingginya intensitas suporter di tribun membuat pagar pembatas tak bisa menahan dorongan dari belakang dan tumbang. Fans akhirnya meluber hingga ke pinggir lapangan, dengan beberapa di antaranya dalam posisi yang mengenaskan dan terluka.

Pihak kepolisian juga lebih cenderung untuk mengamankan lapangan dan berusaha menjauhkan fans Liverpool dari pendukung Nottingham Forest. Padahal dalam insiden itu, banyak fans yang lebih membutuhkan pertolongan karena mengalami cedera dan luka-luka sebab dorongan dari belakang.

Pihak kepolisian juga tak banyak membantu dengan membatasi jumlah ambulans yang masuk untuk memberikan pertolongan. Setidaknya sudah ada 44 ambulans siap masuk untuk membawa mereka yang mengalami luka-luka dan cedera ke rumah sakit, tapi pihak kepolisian hanya membolehkan satu ambulans saja yang masuk ke stadion. Dan tercatat hanya 14 orang dari 96 korban meninggal yang bisa sampai ke rumah sakit.


*Data Korban:
95 orang meninggal pada kejadian tersebut.
Seorang lagi meninggal setelah mendapatkan perawatan sehingga menambah jumlah korban menjadi 96 orang. 89 diantaranya laki - laki serta 7 orang perempuan. Berdasarkan umur, kebanyakan diantaranya berusia dibawah 30 tahun serta 13 orang diantaranya dibawah usia 20 tahun. Korban termuda adalah seorang anak laki - laki berusia 10 tahun.
730 orang terluka di dalam stadiun serta 36 terluka di luar stadion. Ratusan orang mangalami trauma karena peristiwa tersebut.

Belakangan berdasarkan hasil penyelidikan dinyatakan bahwa peristiwa tersebut dikarenakan kelalaian pihak kepolisian dan kesalahan pembaritaan oleh The Sun hingga terjadi boikot terhadap The Sun dengan slogannya “Don't Buy The Sun”. Hal ini membuat PM Inggris David Cameron pun menyatakan permintaan maafnya kepada para keluarga korban. 

 
 



"MENGAPA NEGARA MISKIN TIDAK MENCETAK UANG YANG BANYAK DAN DALAM JUMLAH BESAR AGAR MENJADI KAYA?"

"Mengapa negara miskin tidak mencetak uang yang banyak dan dalam jumlah besar agar menjadi kaya?" pernah mendengar pertanyaan itu ato semacam itu? saya sih pernah, bahkan saya nanya sendiri sama babeh x)


Ini penjelasannya:

Dalam menerbitkan atau mencetak uang, terdapat dua macam sistem, yang disebut “pseudo gold” dan “uang fiat”.

Dalam sistem pseudo gold, uang yg dicetak dan beredar didukung dengan cadangan emas atau perak yg dimiliki badan yang menerbitkannya.

Sedangkan dalam sistem uang fiat, uang yang beredar tidak didukung aset yang riil, bahkan tidak didukung apa-apa. Artinya, dalam sistem fiat, pemerintah atau badan yang menerbitkan uang bisa mencetak uang sebanyak apa pun sesuai keinginan.

Dalam ekonomi, kita tahu, harga barang akan tergantung pada perbandingan jumlah uang dan jumlah persediaan barang. Jika barang lebih banyak dari jumlah uang yang beredar, maka harga akan cenderung turun.
Sebaliknya, jika jumlah barang lebih sedikit dibanding jumlah uang yang beredar, maka harga-harga akan cenderung naik.

Karena itulah, pencetakan uang secara tak langsung juga ditentukan oleh hal tersebut, agar tidak terjadi inflasi.

Apabila suatu negara (dengan alasan miskin) mencetak uang sebanyak-banyaknya, yg terjadi bukan negara itu menjadi kaya, tetapi justru akan semakin miskin. Karena, ketika jumlah uang yang beredar semakin banyak, harga-harga barang akan melambung tinggi, dan inflasi terjadi. Akibatnya, meski uang dicetak terus-menerus, uang itu tidak bisa disebut kekayaan, karena nilainya terus merosot turun.

Indonesia juga pernah melakukan pencetakan uang dalam jumlah banyak, pada masa kepresidenan Soekarno. Karena pemerintah belum bisa maksimal memungut pajak dari rakyat waktu itu, Soekarno pun mengambil kebijakan untuk mencetak uang secara berlebih. Hasilnya tentu inflasi. Semakin banyak uang dicetak, harga barang semakin tinggi, dan terjadi hiperinflasi. Finish-nya, kita tahu, adalah demonstrasi yang terkenal dengan sebutan Tritura (tiga tuntutan rakyat), yang salah satunya permintaan agar harga-harga diturunkan.

Kasus yang terbaru terjadi di negara Zimbabwe. Pada 2008, pemerintah Zimbabwe mengeluarkan kebijakan untuk mencetak uang dalam jumlah sangat banyak, yang ditujukan untuk memperbanyak pegawai negeri yang diharapkan akan mendukung pemerintah. Hasilnya adalah inflasi yang gila-gilaan.

Negara itu bahkan memegang rekor dalam hal inflasi tertinggi di dunia, yaitu 2.200.000% (2,2 juta persen) pada 2008.

Sebegitu cepatnya tingkat inflasi terjadi, hingga kenaikan harga di Zimbabwe tidak terjadi dalam hitungan minggu atau bulan, tetapi menit bahkan detik.

Dalam setiap beberapa detik, para pegawai di toko-toko Zimbabwe terus sibuk mengganti label-label harga pada barang-barang yang mereka jual, karena terus terjadi pergantian harga akibat inflasi yang menggila.

Pada 20 Juli 2008, bank Zimbabwe bahkan menerbitkan pecahan uang senilai 100 milyar dollar, yang merupakan rekor pecahan uang dengan nominal terbesar di dunia. Uang dengan nominal besar itu, ironisnya, tidak memiliki nilai yang sama besarnya, karena digerus oleh inflasi akibat harga-harga yg melambung luar biasa tinggi.

Untuk membeli sembako, misalnya, orang di Zimbabwe harus membawa uang sampai seember.

Jadi, negara miskin ataupun negara yang tidak miskin tidak mencetak uang dalam jumlah berlebihan, karena adanya pertimbangan seperti yg digambarkan di atas.

SEJARAH PENEMUAN ATOM

Sejarah Penemuan Atom

Sejarah penemuan atom bermula sejak zaman dahulu kala. Pada tahun 400 SM seorang filsuf Yunani bernama Democritus, mengemukakan bahwa materi tersusun atas partikel - partikel kecil yang tidak dapat dibelah kembali. Beliau memberi istilah "ATOMOS" (bisa lihat di post "Atom").

Ilmu kimia semakin pesat, pemahaman atom pun meningkat. Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan bukunya "The Sceptical Chymist"yang berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari berbagai kombinasi"corpuscules", yaitu atom-atom yang berbeda. Berseberangan dengan berbagai pendapat klasik bahwa materi terdiri dari unsur - unsur tanah,api,air, dan udara. 

Pada tahun 1789, istilah element (unsur) didefinisikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine Lavoisier, sebagai bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi dengan menggunakan metode-metode kimia. Pak Antoine juga penemu oksigen, lho!

John Dalton (1766-1844) ialah seorang guru SMU di Manchester, Inggris. Ia terkenal karena teorinya yang membangkitkan kembali istilah “atom”. Dalam buku karangannya yang berjudul New System of Chemical Philosophy ia berhasil merumuskan hal tentang atom sekitar tahun 1803.
Ia menyatakan bahwa materi terdiri atas atom yang tidak dapat dibagi lagi. Tiap-tiap unsur terdiri atas atom-atom dengan sifat dan massa identik, dan senyawa terbentuk jika atom dari berbagai unsur bergabung dalam komposisi yang tetap.

Teori John Dalton pada tahun 1808 :
• Setiap unsur tersusun dari partikel kecil yang disebut atom.Semua atom dalam suatu unsur adalah sejenis,mempunyai ukuran,massa,dan sifat kimia yang sama.Sementara itu,atom dari suatu unsur berbeda dengan atom dari unsur yang lain.
• Senyawa adalah materi yang tersusun oleh paling sedikit dua jenis atom dari unsur yang berbeda dengan perbandingan yang tetap dan tertentu.
• Atom tidak dapat dimusnahkan.Reaksi kimia hanyalah penataan ulang atom – atom yang bereaksi.

Kemudian, melalui hasil kerjanya pada sinar katoda pada tahun 1897, J. J. Thomson menemukan elektron dan sifat-sifat subatomiknya. Hal ini meruntuhkan konsep atom sebagai satuan yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Thomson percaya bahwa elektron-elektron terdistribusi secara merata di seluruh atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan oleh keberadaan lautan muatan positif. 

Namun pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan Ernest Rutherford menembakkan ion helium ke lembaran tipis emas dan menemukan bahwa sebagian kecil ion tersebut dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam dari yang apa yang diprediksi oleh teori Thomson. Rutherford kemudian mengajukan bahwa muatan positif suatu atom dan kebanyakan massanya terkonsentrasi pada inti atom pada pusat atom dengan elektron-elektron mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari. Muatan positif ion helium yang melewati inti padat ini haruslah dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam. 

Pada tahun 1913, ketika bereksperimen dengan hasil proses peluruhan radioaktif, Frederick Soddy menemukan bahwa terdapat lebih dari satu jenis atom pada setiap posisi tabel periodik. Istilah isotop kemudian diciptakan oleh Margaret Todd sebagai nama yang tepat untuk atom-atom yang berbeda namun merupakan satu unsur yang sama. J.J. Thomson menemukan teknik untuk memisahkan jenis-jenis atom tersebut melalui hasil kerjanya pada gas yang terionisasi.

Model atom hidrogen Bohr yang menunjukkan loncatan elektron antara orbit-orbit tetap dan memancarkan energi foton dengan frekuensi tertentu.Sementara itu, pada tahun 1913, fisikawan Niels Bohr mengkaji ulang model atom Rutherford dan mengajukan bahwa elektron-elektron terletak pada orbit-orbit yang terkuantisasi dan dapat meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya, namun tidak dapat dengan bebas berputar spiral ke dalam maupun keluar dalam keadaan transisi. Elektron haruslah menyerap ataupun memancarkan sejumlah energi tertentu untuk melakukan transisi antara orbit-orbit yang tetap ini. Ketika cahaya dari materi yang dipanaskan memancar melalui prisma, ia dapat menghasilkan spektrum multiwarna. Penampakan garis-garis spektrum tertentu ini berhasil dijelaskan oleh teori transisi orbital ini.

Penjelasan pada perbedaan massa isotop ini berhasil dipecahkan setelah ditemukannya neutron, yakni partikel bermuatan netral dengan massa yang hampir sama dengan proton, oleh James Chadwick pada tahun 1932. Isotop kemudian dijelaskan sebagai unsur dengan jumlah proton yang sama, namun memiliki jumlah neutron yang berbeda dalam inti atom.




TRAGEDI MUNICH 1958 "KAMI TAK AKAN MELUPAKAN MU"


Tragedi Munich 1958


Bagi sebagian orang mungkin tanggal 6 Februari hanyalah sebuah hari biasa saja. Tapi tidak untuk pecinta sepakbola baik di Indonesia maupun seluruh dunia, apalagi para fans “setan merah”. Pada 6 Februari 1958 merupakan salah satu sejarah kelam bagi dunia persepakbolaan khususnya Manchester united (MU). Tim yang di arsiteki oleh Sir Matt Busby lagi berada di masa emasnya – diprediksikan akan mendominasi sepak bola Eropa dan lagi menuju treble pertamanya. Piala eropa, Liga, dan FA-dengan skuad yang sebagian besar masih muda belia maka orang-orang menyebutnya “The Busby Babes”.


>>Keperkasaan MU:


Setelah mengalahkan lawan sebelumnya di ajang piala eropa, MU dipastikan akan melawan Red Star Belgrade (RSB) dari Yugoslavia di perempat final. Pada leg pertama tanggal 14 Januari 1958 di Old Trafford, MU berhasil mengalahkan RSB 2-1, gol diciptakan oleh Charlton dan Colman. Lalu leg kedua akan dilakukan pada 5 Februari 1958 di Belgrade. Pertandingan tersebut sangat ketat dan menarik seperti yang di ceritakan oleh Sir Bobby Charlton, salah satu pemain yang selamat dari kecelakaan tersebut.
Pada setengah jam pertama, MU mendominasi permainan sehingga mereka bisa unggul 3-0. Namun mereka (RSB) mulai bangkit, pertandingan pun menjadi semakin seru ketika lima menit sebelum usai, RSB berhasil menyamakan kedudukan. MU yang sudah unggul di leg pertama pun harus mempertahankan hasil ini. Untungnya wasit meniup tanda berakhirnya pertandingan. Sangat menegangkan dan fantastis, kenang Charlton yang berhasil mencetak 2 gol pada pertandingan tersebut.


>>Detik Detik Terakhir:


Setelah pertandingan itu, 6 Februari 1958, Tim pun melakukan perjalanan pulang menuju Manchester. Dalam perjalanan tersebut, pesawat dengan no penerbangan British European Airways Flight 609 harus melakukan isi bahan bakar di Bandar udara Munich Riem, Munchen Jerman.

Setelah mengisi bahan bakar, dalam keadaan dingin dibawah 0 derajat dan landasan bandara dipenuhi dengan es. Pilot pesawat kapten James Thain dan kopilot Kenneth Rayment mencoba untuk lepas landas, namun gagal sampai dua kali, katanya akibat kegagalan mesin. Lalu salah satu pemain MU, Duncan Edwards mengirim telegram ke Manchester “ all flight cancelled, flying tomorrow. Ternyata sang pilot menolak untuk menginap di Munich dan akan melakukan percobaan lepas landas yang ketiga.


Beberapa pemain tidak yakin atas penerbangan ini, khususnya Liam Whelan yang terdengar mengatakan “This may be death, but I’m ready”. Sesaat sebelum take off, beberapa pemain MU pindah ke bagian belakang pesawat seperti Duncan Edwards, Tommy Taylor, Mark Jones , Eddie Colman dan Frank Swift.

Pukul 14:56 pilot dan kopilot sudah bersiap-siap untuk lepas landas yang ketiga kalinya. Pada pukul 14:59 mereka mendapat izin untuk lepas landas. Pada landasan pacu, pukul 15:02 kopilot sudah mengecek secara final. Lalu dihubungi oleh menara untuk kepastian take off paling lambat diberitahukan pada pukul 15:04. Lalu mereka pun berdiskusi dan keputusan nya mereka tetap lepas landas pada pukul 15:03.

Pesawat pun dijalankan, Kapten pesawat mulai menaikkan kecepatan, mulai dari 85knot lalu pesawat pun mencapai kecepatan 117 knot, kapten Thain mengumumkan V1 dimana batas kecepatan yang tidak memungkinkan membatalkan lepas landas. Lalu panggilan kedua keluar, V2, dimana kecepatan minimum pesawat untuk lepas landas ialah 119 knot. Namun ketika Kapten Thein melirik indicator kecepatan, bukannya naik malah menurun menjadi 112 – 105 knot.

Pesawat pun tergelincir pada ujung landasan, tak terkendali, menabrak pagar bandara, lalu menyebrang ke jalan, sayap pesawat dan ekor pesawat robek karena menabrak rumah, sisi kiri kokpit menabrak pohon, dan sisi kanan pesawat menabrak pondok kayu yang didalamnya terdapat truk berisi ban dan bahan bakar yang akhirnya meledak.

Dari 43 penumpang, 23 diantaranya meninggal (21 meninggal seketika), 8 diantaranya merupakan pemain MU yang antara lain Roger Byrne (28), Eddie Colman (21), Mark Jones (24), David Pegg (22), Tommy Taylor (26), Geoff Bent (25), Liam Whelan (22) dan Duncan Edwards (21) lalu sekretaris klub Walter Crickmer, pelatih Tom Curry dan Pelatih Bert Whalley.

Dengan musibah ini, MU tidak bisa meraih treble winner untuk pertama kalinya. Setelah di Semifinal piala eropa kalah dengan AC Milan dan kalah juga di Final piala FA melawan Bolton.

Kamis, 04 Juli 2013

KOTA MATI CHERNOBYL

KOTA MATI (CHERNOBYL)

Chernobyl terletak di daratan Eropa (Ukraina utara) tepatnya di Oblast Kiev dekat dengan perbatasan Belarusia. Sebelum tanggal 26 April 1986 Chernobil (Pripyat) berpopulasi 50 ribu jiwa, kota ini adalah tempat tinggal para pekerja PLTN Chernobil beserta keluarganya. 

Namun setelah tanggal 26 April 1986, Chernobyl berubah menjadi “KOTA MATI” bahkan ada yang menyebutnya sebagai “KOTA HANTU” dan sangat berbahaya jika dimasuki. Kenapa bisa seperti itu? Sebenarnya tragedy apakah yang menimpa Kota tersebut????

Pada 26 April 1986 di Chernobyl terjadi ledakan nuklir, dimana reaktor ke-empat meledak pada pukul 01.23 dini hari. Ledakan itu diikuti kebakaran hebat yang menyebarkan gelombang radiasi ke wilayah Eropa. Tak ada penjelasan mengenai penyebab ledakan, selain klaim adanya sebuah eksperimen yang juga tak dijelaskan terperinci.

Tragedi ini menyebabkan kontaminasi radiasi meluas di Ukraina, hingga sampai ke Belarus dan Rusia. Butuh dua hari bagi Uni Soviet untuk membeberkan informasi mengenai ledakan ini kepada publik. Tragedi ini juga membuka mata dunia, melalui Badan Energi Atom Internasional (IAEA), bahwa dunia perlu menjalin kerjasama dan berbagai informasi dalam penggunaan energi nuklir.

Hingga saat ini, rehabilitasi untuk korban-korban Chernobyl masih terus berlanjut. Rusia, Ukraina dan Belarus masih terus dibebani dengan biaya dekontaminasi dan perawatan kesehatan bagi korban. Korban tewas tragedi ini 50 orang, terdiri dari para staf reaktor dan tim penyelamat. Kecelakaan ini merupakan salah satu bencana nuklir yang terdahsyat sampai saat ini. Kota ini seperti terhenti pada 1986 dan kini seperti museum hidup. Semua dibiarkan dan ditinggalkan, tumbuh sendiri selama 27 tahun. Chernobil (Pripyat) seperti tersembunyi di dalam belantara.

Tragedi Chernobyl sudah hampir 27 tahun berlalu, namun kesedihan dan duka yang tersisa bagi korban masih dirasakan hingga kini bahkan sampai akhir hayatnya.
Tidak ada kepastian berapa sebenarnya jumlah korban akibat tragedi Chernobyl. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut angka 9.000 orang yang menjadi korban akibat radiasi. Organisasi lingkungan hidup Greenpeace memperkirakan jumlah korban bisa mencapai 93.000 orang.

Ratusan dari ribuan orang berhasil dievakuasi. PBB menyatakan, sekitar 7 juta orang masih hidup di wilayah berbahaya karena memiliki tingkat radiasi di luar ambang batas aman. Hasil yang didapat sampai saat ini adalah kanker ganas pada anak-anak yang baru lahir, kematian dalam jangka waktu yang diprediksi bagi para pekerja saat membereskan reruntuhan ledakan di kota itu, mutasi genetik luar biasa turun temurun yang menyebar di hampir sebagian dari wilayah Eropa.



DAMPAK BEGADANG DAN HAL-HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN

DAMPAK BEGADANG DAN HAL-HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN


Para dokter di NATIONAL TAIWAN Hospital melakukan penemuan terbaru, penyebab utama kerusakan hati adalah tidur terlalu malam & bangun terlalu siang.

Jangan tidur lewat dr jam 22 malam, karena malam hari Pkl 11 s/d dini hari Pkl 01 adalah Proses Detox di bagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
Pkl 01 s/d 03 Proses Detox di bagian Empedu dalam kondisi tidur.
Pkl 03 s/d 05 Proses Detox bagian Paru-paru.
Pkl 05 s/d 07 Proses Detox bagian Usus Besar, sebaiknya Buang Air Besar...
Pkl 07 s/d 09 Prose Penyerapan Gizi bagi Usus Halus, jadi harus makan pagi.

Begadang & bangun terlalu siang mengacaukan Metabolisme tubuh, selain itu dr tengah malam
s/d Pkl 04 dini hari adalah waktu bagi Sumsum Tulang Belakang utk memproduksi darah.

So, Keep Your Health Guys..

Menurut Dennis G West, pengarang buku Kesehatan Best Seller, hal2 yg hrs di perhatikan:
*Jawablah telepon menggunakan telinga sebelah kiri
*Jangan minum Obat dengan Air Dingin
*Jgn makan makanan berat setelah jam 6 malam
*Minum lebih banyak Air Putih di pagi hari, malam lebih sedikit
*Jam tidur yg Paling Baik jam 10 malam sampai jam 5 pagi
*Jangan terlalu cepat berbaring setelah minum obat
*Ketika Battery HP tinggal satu jangan angkat telp krn Radiasi meningkat hingga 100 kali.

PULAU SIPRUS, PULAU INDAH YANG PENUH PRAHARA

Pulau Siprus, Pulau Indah yang Penuh Prahara 

Siprus adalah suatu pulau yang terletak di tengah-tengah Laut Mediterania bagian timur. Pulau tersebut berbatasan dengan lepas pantai Turki di utara, Afrika utara di selatan, serta pantai ba
rat Timteng di sebelah timur. Karena letaknya yang berada di Eropa selatan & di tengah-tengah laut, Siprus memiliki iklim yang relatif hangat. Dikombinasikan dengan keindahan panorama & peninggalan bersejarahnya, Siprus menjadi salah satu tujuan wisata favorit para pelancong. Sayang, konflik berdarah antara etnis mayoritas Yunani dengan minoritas Turki di pulau tersebut telah membuat Siprus menjadi salah satu pulau paling membara pasca Perang Dunia Kedua...



>>SEJARAH SEBELUM SIPRUS MERDEKA:
Menjelang akhir abad ke-16, Kekaisaran Turki Ottoman menaklukkan pulau Siprus & menjadikannya sebagai bagian dari wilayah Ottoman. Masuknya Siprus sebagai bagian dari Kekaisaran Ottoman diikuti dengan masuknya orang-orang Turki ke tanah Siprus & sejak periode itu, etnis Turki menjadi etnis paling dominan kedua sesudah etnis mayoritas Yunani yang sudah menempati pulau tersebut sejak berabad-abad silam. Di bawah kendali Kekaisaran Ottoman, kepala dari Gereja Siprus menjadi pemimpin dari populasi etnis Yunani di Siprus sekaligus mediator dengan Kekaisaran Ottoman. 


>>Demonstrasi pro-enosis oleh rakyat Yunani Siprus: 
Pasca Perang Rusia-Turki yang berakhir pada tahun 1876, terjadi perundingan antara Kerajaan Inggris dengan Kekaisaran Ottoman 2 tahun sesudahnya. Hasilnya, berdasarkan Konvensi Siprus pada tahun yang sama, Siprus menjadi wilayah prokterat Inggris di mana Inggris boleh memakai pulau tersebut sebagai pangkalan militernya untuk membantu Turki menghadapi invasi Rusia berikutnya. Namun pasca Perang Dunia I - di mana Inggris & Turki berada di kubu yang berseberangan yang iikuti dengan runtuhnya Kekaisaran Turki Ottoman - Siprus akhirnya menjadi milik Inggris sepenuhnya sejak tahun 1914.

Inggris kemudian menawarkan Pulau Siprus ke Yunani pada tahun 1915 dengan harapan Yunani akan membantu Inggris dalam peperangan, namun tawaran itu ditolak oleh Perdana Menteri Yunani yang memilih tetap bersikap netral selama perang berlangsung. Pasca berdirinya pemerintahan Republik Turki pada tahun 1923, pemerintah Turki menyatakan bahwa mereka mengakui kekuasaan Inggris atas pulau tersebut. Pernyataan tersebut lalu direspon dengan upaya-upaya pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Yunani Siprus terhadap otoritas Inggris di pulau tersebut demi mengupayakan penyatuan Siprus dengan Yunani (dikenal juga dengan istilah "enosis").
Pasca Perang Dunia II, Yunani mulai mengupayakan enosis & membawa isu tersebut ke PBB dengan berpegang pada hasil referendum yang diadakan oleh pihak Gereja Siprus di mana 97 % komunitas Yunani Siprus menyetujui enosis. Satu hal yang perlu diperhatikan, referendum tersebut diboikot oleh komunitas Turki Siprus. Di lain pihak, Turki menentang upaya enosis karena menurut Turki, Siprus terdiri dari 2 etnis dominan (Turki & Yunani) & masing-masing etnis harus diberi kebebasan mendirikan wilayah sendiri-sendiri. Ide Turki tersebut kemudian dikenal dengan istilah "taksim". Inggris sebagai pemilik de jure atas Siprus sendiri cenderung bersikap netral dalam masalah ini karena baik Yunani maupun Turki sama-sama merupakan anggota NATO.

Sebagai akibat dari upaya enosis yang selalu mendapat penolakan dari Inggris, tahun 1955 sekelompok simpatisan Yunani Siprus - dipimpin oleh George Grivas - mendirikan kelompok bersenjata bernama Ethniki Organosis Kyprion Agoniston (EOKA; Organisasi Nasional Pejuang Siprus) dengan tujuan memperjuangkan "enosis" melalui aksi-aksi bersenjata. Aksi-aksi bersenjata mereka yang mencakup pemboman, penembakan, & sabotase pada awalnya hanya ditujukan kepada pihak otoritas Inggris, namun belakangan mereka juga mengincar komunitas Turki di Siprus. Maka 3 tahun kemudian, komunitas Turki di Siprus mendirikan kelompok bersenjata bernama Türk Mukavemet Teskilati (TMT; Organisasi Perlawanan Turki) untuk melindungi komunitas Turki Siprus dari serangan EOKA.

Tahun 1959, Inggris mengimplementasikan apa yang dikenal sebagai Perjanjian Zurich-London (Zurich-London Agreement). Proses pembuatan perjanjian tersebut tidak melibatkan pihak Yunani & Turki, namun keduanya menyetujui perjanjian tersebut. Beberapa poin penting dari perjanjian itu adalah isu taksim & enosis tidak boleh dimunculkan, presiden Siprus haruslah dari etnis Yunani & wakilnya haruslah etnis Turki, serta Inggris tetap boleh menempatkan pangkalan militernya di Siprus. Siprus kemudian resmi dimerdekakan pada tanggal 15 Agustus 1960 dengan Inggris, Yunani, & Turki bertanggung jawab atas kelanggengan perjanjian tersebut dengan bersandar pada Traktat Jaminan (Treaty of Guarantee) & Traktat Aliansi (Treaty of Alliance).


>>PASCA KEMERDEKAAN : MUNCULNYA KONFLIK ETNIS:
Setelah Siprus merdeka, masalah baru muncul. Sistem birokrasi yang dibuat di Siprus untuk mengakomodasi kepentingan etnis Turki dianggap terlalu berbelit-belit & tidak efisien yang berakibat sulitnya aktivitas pemerintahan berjalan, terutama yang berkaitan dengan tata kota & perpajakan. Maka pada tahun 1963, Presiden Makarios mengajukan 13 amandemen untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. Beberapa poin penting dari amandemen tersebut adalah penghapusan hak veto yang selama ini dimiliki presiden-wakil presiden, meninggalkan usulan sistem tata kota yang diinginkan etnis Turki Siprus, & penerapan sistem persentase populasi dalam sistem birokrasi sipil - menggantikan sistem birokrasi sebelumnya yang dianggap tidak proporsional karena porsi etnis Turki dalam parlemen jauh lebih besar dibandingkan persentase populasi mereka yang sebenarnya (saat itu populasi etnis Turki Siprus kurang dari 20 %). Usulan amandemen tersebut langsung ditolak oleh komunitas Turki Siprus dalam parlemen.
Masih di tahun yang sama, muncul dokumen kontroversial di antara komunitas Yunani Siprus yang ada dalam parlemen bernama "Rencana Akritas" (Akritas Plan). Inti dari rencana tersebut adalah adanya aksi-aksi serangan terencana yang ditujukan kepada komunitas Turki di Siprus untuk memaksa mereka pergi sesegera mungkin sebelum adanya intervensi pihak asing (dalam hal ini 3 negara yang bertanggung jawab atas Perjanjian Zurich-London) sehingga etnis Yunani bisa mendominasi pemerintahan lokal Siprus & segera mengupayakan enosis. Komunitas Turki Siprus melihat hal tersebut sebagai ancaman terhadap eksistensi mereka di Siprus sehingga hubungan antar komunitas pun memanas kembali sejak tahun itu & mengawali babak baru dalam relasi antar komunitas.
Bulan Desember 1963, terjadi aksi serangan oleh kelompok paramiliter Yunani yang ditujukan kepada komunitas Turki di Nikosia & Larnaca pasca kerusuhan yang timbul antara sekelompok penduduk Turki Siprus dengan pasukan pengawal salah seorang menteri Yunani Siprus di Nikosia. Aksi kelompok paramiliter Yunani tersebut lantas dibalas kelompok paramiliter Turki TMT. Siprus pun akibatnya berubah menjadi medan perang yang berdarah ketika muncul aksi saling serang & saling bunuh antar etnis yang mengakibatkan munculnya ratusan korban tewas & hilang di mana mayoritasnya merupakan etnis Turki, sementara ribuan lainnya yang selamat kehilangan tempat tinggal & terpaksa tinggal di kamp-kamp pengungsian. Selama periode ini juga terjadi eksodus besar-besaran etnis Turki keluar Siprus.
Merasa berkepentingan atas nasib warganya di Siprus & sebagai salah satu pihak penanggung jawab keamanan di Siprus, Turki mengultimatum bahwa mereka akan mengirimkan pasukan militer ke sana & sejak tahun 1964 sudah menyiagakan jet-jet tempurnya di atas Siprus. Di tahun yang sama, serangan-serangan sporadik terhadap komunitas Turki di Siprus juga berlanjut meskipun pembicaraan gencatan senjata sedang berjalan. Merasa khawatir bahwa Turki bisa menyerbu Siprus setiap saat, Presiden Makarios mendirikan angkatan bersenjata Garda Nasional (National Guard) yang terdiri dari orang-orang sipil Yunani Siprus yang direkrut dengan sistem mirip wajib militer & kelak menjadi tentara resmi dari Republik Siprus.
Salah satu peristiwa penting di tahun 1964 adalah pertempuran di desa Kokkina, Siprus utara. Sejak konflik etnis meletus, komunitas Turki Siprus telah terkonsentrasi di Siprus utara, khususnya Kokkina. Otoritas Yunani Siprus melihat komunitas Turki memakai wilayah tersebut untuk mengimpor persenjataan & simpatisan perang dari Turki secara diam-diam & melihatnya sebagai bentuk intervensi asing secara tersembunyi. Maka pada tanggal 6 Agustus 1964, pasukan yang terdiri dari gabungan Garda Nasional & tentara Yunani pimpinan George Grivas mengepung desa tersebut dengan bantuan artileri & armada laut. Komunitas Turki Siprus yang berada di sana pun kemudian meresponnya dengan perlawanan memakai senjata seadanya.
Turki yang merasa berkepentingan untuk melindungi keselamatan warganya di sana & masih terikat dengan perjanjian keamanan Siprus memutuskan untuk ikut serta dalam konflik di Kokkina. Tanggal 8 Agustus, pesawat-pesawat tempur Turki membombardir sejumlah target militer & sipil di Siprus dengan bom napalm. Akibat intervensi militer yang dilakukan Turki, relasi antara Turki dengan Yunani menegang & kedua negara sempat menambah jumlah pasukannya di perbatasan. Di lain pihak, Uni Soviet mengancam akan menginvasi Turki bila Turki meneruskan intervensi militernya di Siprus. Pemerintah Siprus juga turut menambahkan akan menghancurkan setiap desa yang dihuni oleh etnis Turki bila Turki tidak menghentikan aksinya. Gencatan senjata akhirnya dicapai pada tanggal 9 Agustus 1964 & pasukan perdamaian PBB diterjunkan di wilayah tersebut.


>>PERCOBAAN KUDETA PEMERINTAHAN SIPRUS:
Tahun 1967, terjadi kudeta di Yunani yang dilakukan oleh sekelompok anggota militer sayap kanan & sejak itu, Yunani dikuasai oleh rezim junta militer yang mendapat dukungan dari AS tapi dikecam oleh negara-negara Eropa. Pemerintahan baru Yunani tersebut selanjutnya menekan Presiden Makarios untuk segera merealisasikan enosis. Makarios - yang tidak tertarik untuk bekerja sama dengan pemerintahan militer Yunani & berusaha menghindari aksi-aksi yang bisa memprovokasi invasi Turki ke Siprus - memutuskan untuk mulai meninggalkan impian enosis. Keputusan Makarios tersebut menimbulkan rasa tidak senang dari pihak junta militer Yunani & komunitas Yunani di Siprus yang pro-enosis.
Bulan November 1967, beberapa anggota paramiliter Yunani EOKA-B di bawah pimpinan George Grivas - yang juga merupakan pendiri kelompok paramiliter Yunani Siprus EOKA - melakukan sejumlah serangan ke pemukiman komunitas Turki di Siprus utara sehingga puluhan penduduk sipil Turki Siprus terbunuh. Tindakan Grivas & pasukannya tersebut mengundang kemarahan Turki yang kembali mengancam akan mengirimkan pasukan militer ke Siprus.
Ancaman Turki tersebut lalu diikuti dengan mundurnya Grivas dari posisinya sebagai pemimpin pasukan Yunani di Siprus & pemangkasan jumlah personil Garda Nasional oleh Presiden Makarios. Makarios juga menyatakan bahwa upaya enosis sudah mustahil untuk dilaksanakan dalam waktu dekat & ia mulai mengumpulkan dukungan dari anggota Yunani Siprus berhaluan kiri yang anti-enosis. Di saat bersamaan, komunitas Turki Siprus juga membentuk pemerintahan sendiri menyusul rasa tidak puas terhadap pemerintah Siprus yang dianggap bersikap represif terhadap komunitas Turki Siprus.
Pihak junta militer Yunani serta komunitas Yunani Siprus yang pro-enosis menuduh Makarios sebagai pengkhianat & penghalang bagi mereka untuk mencapai tujuan enosis. Maka pada bulan Juli 1974, kelompok paramiliter EOKA-B & Garda Nasional yang disponsori oleh junta militer Yunani melakukan upaya kudeta terhadap pemerintahan Siprus. Makarios yang menjadi target utama dari kudeta tersebut berhasil melarikan diri keluar Siprus dengan bantuan angkatan udara Inggris di Siprus.
Nikos Sampson kemudian diangkat sebagai presiden baru Siprus sepeninggal Makarios. Dalam salah satu wawancara pada tahun 1981 dengan koran Yunani Eleftherotipia, Sampson menyatakan bahwa bila Turki tidak ikut campur dengan operasi militernya, Siprus akan segera menjadi wilayah yang murni Yunani dengan memakai aksi-aksi represif terhadap komunitas Turki di Siprus.









PEMBELIAN ALASKA (ALASKA PURCHASE)

Pembelian Alaska (Alaska Purchase)

Alaska adalah salah satu negara bagian Amerika Serikat yang terletak di wilayah Kutub Utara, tepatnya berbatasan dengan Yukon dan British Columbia di Kanada, Samudera Pasifik, Teluk Alaska, Selat Bering
, Laut Beaufort, dan Laut Chukchi. Alaska merupakan negara bagian Amerika Serikat yang paling luas dengan jumlah penduduk paling sedikit. Cuaca ekstrem dan terbatasnya sarana transportasi membuat enggan siapapun untuk bermukim, walaupun sumber alamnya melimpah. Selain itu, letak geografis Alaska tidak tersambung dengan daratan Amerika Serikat, sehingga wilayah tersebut merupakan daerah eksklave.

>>LATAR BELAKANG:
Sebelum bergabung dengan Amerika Serikat, Alaska merupakan wilayah kekuasaan Kekaisaran Rusia. Vitus Bering, seorang berkebangsaan Denmark yang bekerja untuk Rusia, berhasil mencapai Alaska pada tahun 1728. Namanya diabadikan sebagai nama selat yang memisahkan antara Asia dan Amerika, yaitu Selat Bering.
Pada tahun 1853-1856, terjadi Perang Krimea antara Kekaisaran Rusia melawan gabungan kekuatan Perancis, Inggris, Kerajaan Sardinia, dan Kesultanan Utsmaniyah. Perang yang menelan biaya tinggi menyebabkan krisis keuangan di Rusia. Krisis keuangan semakin parah saat utang 15.000.000 poundsterling yang dipinjam pemerintah Rusia dari keluarga Rothchilds mendekati waktu jatuh tempo. Keadaan tersebut memaksa pemerintah Rusia mengambil langkah instan dengan menjual sesuatu yang kurang berguna, sesuai saran yang disuarakan adik Tsar, Pangeran Konstantin Nikolaevich.
Pengkajian singkat Tsar Alexander II terhadap saran adiknya membuahkan sebuah keputusan, yaitu menjual Alaska kepada Amerika Serikat. Selain faktor krisis keuangan yang melanda Rusia, faktor “takut kehilangan” akibat ekspansi Inggris di Amerika Utara juga menjadi bahan pertimbangan. Inggris yang menjadi lawan Rusia saat Perang Krimea dikhawatirkan akan menganeksasi Alaska yang tanpa perlindungan militer. Melalui British Columbia, koloni Inggris di Amerika Utara yang berbatasan langsung dengan Alaska, Inggris bisa kapan saja mencaplok wilayah tersebut.

>>PEMBELIAN ALASKA:
Pada tahun 1859 (3 tahun setelah Perang Krimea), pemerintah Rusia menawarkan Alaska kepada Amerika Serikat. Proses penawaran sempat terhenti saat meletus Perang Saudara Amerika. Penawaran kembali dilanjutkan usai perang berakhir ketika Tsar Alexander II memerintahkan salah satunya menterinya, Eduard de Stoeckl untuk berangkat ke Amerika Serikat. Penawaran yang dilakukan dengan Sekretaris Negara Amerika Serikat, William H. Seward langsung ditanggapi dan masuk ke tahap negosiasi.
Negosiasi pertama dilakukan pada awal Maret 1867. Setelah melewati beberapa sesi yang alot, kesepakatan harga pembelian wilayah seluas 1.518.800 km2 akhirnya ditandatangani pada pagi hari pukul 04.00, tanggal 30 Maret 1867, dengan nominal $ 7.200.000, atau sekitar $ 4,74 per km2. Penandatanganan kesepakatan tersebut nantinya akan dibawa William H. Seward ke parlemen untuk pengesahan. Dalam hal ini berarti jual-beli yang dilakukan Eduard de Stoeckl dan William H. Seward masih belum pasti.
Sambil menyelam minum air, Rusia merasa bahwa penjualan Alaska kepada Amerika Serikat memiliki kesempatan untuk melemahkan kekuasaan Inggris di Amerika Utara. Dengan begitu, koloni Inggris akan terjepit oleh Amerika Serikat yang berpeluang menganeksasi seluruh koloni Inggris di Amerika Utara, termasuk British Columbia dan pangkalan Angkatan Laut Inggris (Royal Navy) di Esquimalt.

>>REAKSI PUBLIK AMERIKA:
Kesepakatan yang dilakukan William H. Seward ternyata tidak seluruhnya disetujui publik Amerika Serikat. Sejarawan Ellis Paxson Oberholtzer merangkum pernyataan minoritas yang menentang pembelian, yang diambil dari beberapa editor surat kabar Amerika. Bagi mereka, meskipun Pembelian Alaska terbilang tidak mahal, dampaknya akan berimbas pada keuangan Amerika Serikat yang nantinya akan tersedot untuk sekadar biaya administrasi sipil dan militer. Selain itu, “padang gurun beku” tersebut letaknya terpisah dengan daratan Amerika Serikat sehingga rentan dianeksasi.
Terlepas itu semua, sebagian besar kalangan justru mendukung Pembelian Alaska yang berpendapat bahwa Amerika Serikat mungkin akan memperoleh manfaat ekonomi yang besar, sekaligus meningkatkan hubungan persahabatan dengan Rusia yang dianggap penting. Selain itu, 45% surat kabar Amerika juga mendukung pembelian tersebut sebagai pijakan awal untuk menganeksasi British Columbia.
Dalam suasana pro dan kontra yang mencuat, faktanya Pembelian Alaska berkali-kali lebih menguntungkan bagi Amerika Serikat. Wilayah yang dianggap “padang gurun beku” ternyata kaya akan sumber daya alam, seperti emas, tembaga, minyak bumi, dll.

>>DEBAT SENAT:
Untuk memperlancar langkahnya, William H. Seward membujuk Presiden Andrew Jonhson untuk menggelar sidang khusus Senat dengan jaminan tidak akan ada perdebatan. Partai Republik yang menjadi oposisi mencemooh “kebodohan Seward” dalam konteks kurangnya manfaat pembelian, bukan didasari permusuhan politik.
Pada tanggal 9 April 1867, Charles Sumner, Ketua Komite Senat Hubungan Luar Negeri, memenangkan persetujuan kesepakatan penandatanganan Pembelian Alaska dengan suara 37:2. Sejak saat itu, lebih dari setahun kasus ini tenggelam seiring memburuknya hubungan Presiden Andrew Johnson dengan Kongres. Alhasil, DPR menolak mencairkan dana yang diperlukan untuk transaksi Pembelian Alaska.
Pada bulan Juni 1868 (setelah sidang impeachment Presiden usai), Eduard de Stoeckl dan William H. Seward mengangkat kembali kampanye Pembelian Alaska. Pada bulan Juli 1868, akhirnya DPR menyetujui Pembelian Alaska dengan suara 113:48. Proses pembayaran dilakukan pada tanggal 1 Agustus 1868, melalui Riggs Bank yang menguangkan cek untuk pihak Rusia.

>>KEPEMILIKAN AMERIKA:
Dengan Pembelian Alaska yang difasilitasi William H. Seward, Amerika Serikat memperoleh wilayah yang luasnya dua kali lebih besar dari Texas. Secara tidak langsung Amerika Serikat mewarisi pengawasan Rusia di Alaska yang diperkirakan berisi sekitar 2.500 orang Rusia dan 8.000 orang pribumi, serta sekitar 50.000 pribumi yang ada di luar yurisdiksi. Selain itu ada 2 daerah setingkat kota: New Archangel (sekarang Sitka) berpenduduk 968 jiwa yang didirikan tahun 1804 untuk menangani perdagangan kulit otter laut; dan St. Paulus di Kepulauan Pribilof yang merupakan pusat industri segel bulu yang berpenduduk 283 jiwa. Setelah itu, Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat mengubah penggunaan nama Alyaska (sebutan Rusia untuk Alaska) yang diambil dari bahasa Aleut, untuk disesuaikan dengan lidah orang Amerika sehingga menjadi “Alaska”.

>>UPACARA SERAH TERIMA:
Pada tanggal 18 Oktober 1867, berlangsung upacara serah terima wilayah Alaska oleh Kekaisaran Rusia yang diwakili Kapten Aleksei Alekseyevich Peshchurov kepada Amerika Serikat yang diwakili Jenderal Lovell Rousseau. Upacara serah terima dilakukan di Sitka dan dimeriahkan gemuruh tembakan artileri yang mengiringi parade bersama Tentara Rusia dan Amerika Serikat di depan rumah gubernur. Sebagai simbol serah terima, bendera Rusia diturunkan dan digantikan bendera Amerika Serikat. Setelah itu Tentara Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Jefferson Davis menempati barak bekas Tentara Rusia.

>>KEADAAN SETELAH UPACARA SERAH TERIMA:
Menurut kisah T. Ahllund, seorang pandai besi yang bekerja di Sitka, tidak lama setelah upacara serah terima yang dilakukan kedua pihak, hampir semua orang Rusia di Alaska memutuskan untuk kembali ke Rusia, kecuali beberapa pedagang dan pendeta yang memilih menetap. Namun tidak lama setelahnya, sejumlah orang Rusia yang memilih menetap pada akhirnya juga memutuskan kembali ke Rusia, termasuk beberapa pedagang yang mengorbankan usahanya.
Hidup sebagai warga sipil Sitka di bawah kekuasaan Amerika Serikat sangat tidak nyaman di mata orang Rusia. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi kendala utama dalam bersosialisasi. Selanjutnya mereka mengumpulkan dana kolektif untuk membeli kapal sebagai transportasi pulang ke Rusia. T. Ahllund mengatakan bahwa perjalanan mereka diwarnai mabuk laut di setiap pelabuhan yang disinggahi. Pelayaran yang tak terlupakan itu melewati rute Pulau Sandwich (Hawaii), Tahiti, Brasil, London, dan berakhir di Pelabuhan Kronstadt, St. Petersburg.

>>ALASKA DAY:
Alaska Day atau Hari Alaska merupakan perayaan tahunan di Alaska dalam rangka memperingati hari upacara serah terima wilayah Alaska oleh Kekaisaran Rusia kepada Amerika Serikat pada tanggal 18 Oktober 1867, tanggal pada kalender Gregorian yang mulai berlaku di Alaska pada hari berikutnya untuk menggantikan kalender Julian yang digunakan Rusia (kalender Julian pada abad ke-19 merupakan 12 hari di belakang kalender Gregorian).
Perayaan resmi Alaska Day setiap tanggal 18 Oktober biasa diadakan di Sitka. Alaska Day merupakan hari libur bagi semua pegawai negeri dan siswa di negara bagian Alaska. Dalam perayaan tersebut akan dilakukan parade dan pengibaran bendera.