Sejarah Penemuan Tata Surya
Lima (5) planet terdekat ke Matahari
selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, Saturnus) telah dikenal sejak
zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak
bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami
benda-benda langit terbatas dari selubungmitologi. Galileo Galilei (1564 –
1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia “lebih tajam”
dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang.
Karena teleskop Galileo bisa
mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan
Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi
Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari semakin memperkuat
teori Heliosentris, yaitu bahwa Matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi,
yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473 – 1543). Susunan
Heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus. Model
Heliosentris dalam manuskrip Copernicus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan
oleh ilmuan lain seperti Chistian Huygens (1629 – 1695) yang menemukan Titan,
satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi – Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi
pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu
dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571 – 1630) dengan hukum Kepler. Dan
puncaknya, Sir Isaac Newton (1642 – 1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua
teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan
benda-benda langit selanjutnya.
Pada 1781, William Herschel (1738 –
1822) menemukan Uranus, Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa
planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan
Neptunus ternyata tidak cukup jelas menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto
kemudian ditemukan pada 1930.
Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya
diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus.
Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan,
sebelumnya sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya karena ukurannya tidak
berbeda jauh dengan Pluto.
Para astronom kemudian menemukan sekitar 1000 objek kecil lainnya yang
letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans – Neptunus), yang juga
mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang
dikenal sebagai objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek
trans – Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam objek Sabuk Kuiper
diantaranya Quaoar (1.250 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret
2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei
2004).
Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena objek Sabuk Kuiper ini
deiketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih
kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober
2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain labih besar dari Pluto,
objek ini juga memiliki satelit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar